Kamis, 07 Januari 2010

about GIGI

Awal terbentuknya GIGI secara resmi adalah pada tanggal 22 Maret 1994. Ketika itu Armand Maulana (lahir 1971) dan Dewa Budjana (lahir 1963) ingin membentuk sebuah band untuk lebih mengembangkan rasa seni mereka. Budjana sebelumnya emang dikenal sebagai gitaris tamu sejumlah artis dan Armand sendiri sempat masuk Trio Libels dan bikin album solo. Sementara sekitar tahun 90-an, Armand dan Budjana sempat membentuk Abad, tapi tidak berlanjut. Mereka sepakat untuk mendirikan GIGI bersama Thomas Ramdhan (lahir 1968), Baron Arafat (?) dan Ronald Fristianto. Cowok yang disebut terakhir ini sempat turut membantu Kla Project dan Dewa. Dengan latar belakang musik yang beda-beda, mereka menggabungkannya ke dalam musik yang jadi ciri khas GIGI, dengan formasi Armand Maulana (vokal), Thomas Ramdhan (bass), Dewa Budjana (gitar), Ronald Fristianto (drum), dan Baron Arafat (gitar). Nama GIGI sendiri muncul setelah para personilnya tertawa lebar mengomentari nama "Orang Utan" yang nyaris jadi nama band ini. Setelah materi lagu-lagunya dirasa pas, mereka merilis album perdana yang bertitel Angan dibawah label Union Artist / Musica.

Waktu itu GIGI belum membentuk suatu manajemen artis untuk mengelola kegiatan mereka. Untuk mempromosikan album perdana itu, mereka merilis dua singel yang sekaligus video klip, yaitu Kuingin dan Angan. Tapi sayang, dua singel tersebut tidak bisa berbuat banyak untuk mendongkrak angka penjualan. Promosi yang pas-pasan dan tidak adanya manajemen artis kayaknya jadi faktor utama kegagalan tersebut.

Akhirnya mereka membentuk GIGI management supaya mereka jadi lebih profesional. Album kedua mereka yang bertitel Dunia terbilang cukup meledak di pasaran. Dengan mengandalkan singel pertama Janji, kabarnya album ini laku sekitar 400.000 copy serta meraih penghargaan sebagai "Kelompok Musik Terbaik". Tapi hubungan GIGI dengan Baron mulai retak. Video klip dari singel kedua Nirwana dibuat tanpa Baron. Dan akhirnya pada September 1995, Baron secara resmi keluar dari GIGI tanpa publikasi besar-besaran dari media massa.GIGI pun jalan meneruskan perjalanan musik mereka berempat.

Di sela-sela jadwal tur yang padat, mereka mulai mengumpulkan materi untuk album ketiga. Album 3/4 akhirnya beredar pada April 1996. singel pertamanya adalah Oo...Oo...Oo yang sempat kondang banget. Untuk mempromosikannya, GIGI menggelar tur di 12 kota, yang membuat angka penjualan 3/4 semakin melesat. Tapi dalam tur itu, posisi Thomas digantikan oleh teknisinya, yaitu Opet Alatas. Absennya Thomas berlanjut waktu GIGI manggung di Amrik wowww ... sekalian remastering 3/4. Sepulangnya GIGI dari Amrik keluar pernyataan resmi bahwa Thomas keluar dari GIGI. Dari pihak GIGI sendiri alasannya adalah kebiasaan buruk Thomas yang doyan nge-drugs. Video klip singel kedua, Damainya Cinta, akhirnya dibuat tanpa Thomas. Video ini sendiri cukup unik karena sangat kental unsur etnisnya.

Keluarnya Thomas diikuti oleh Ronald yang cabut bulan November 1996. GIGI yang tinggal berdua berusaha bertahan dengan merekrut Opet Alatas (bass) dan Budhy Haryono (drum). Budhy (lahir 1963) sempat main di Karimata dan ngebantu Kla Project waktu menggelar konser Klakustik di GKJ. Formasi baru ini sedikit banyak memberi warna baru pada GIGI. Bahkan mereka mempersiapkan album keempat abis-abisan. Bayangin aja, sejumlah musisi kondang, lokal dan dunia, dilibatkan dalam penggarapan album ini. Yang paling heboh udah jelas, siapa lagi kalo bukan Billy Sheehan (Mr. Big) yang menyumbang permainan basnya yang dahsyat pada lagu Mereka dan Cry Baby. Indra Lesmana juga ikutan main di lagu Tractor. Album 2x2 pun dirilis sekitar pertengahan 1997 dan bukan lagi dibawah label Musica. Singel pertama dari album ini adalah Kurindukan. Tapi sayang sambutan masyarakat kurang memenuhi harapan. Keadaan ini memang relatif tertolong sama tur 100 kota yang menampilkan duet Indra Lesmana dan Gilang Ramadhan sebagai pembukanya.

Sementara itu Thomas yang baru aja keluar dari rehabilitasi balik ke Jakarta untuk mulai main musik lagi. Dia sempat membantu Ahmad Band waktu Bongky (eks Slank) keluar dari band yang sampe sekarang nggak jelas juntrungannya itu. Proyek lain Thomas adalah Centa. Band techno-punk ini terdiri dari Becc (vocal), Beeka (scratch), Ace J (guitar), Baddi (drum), Rahmat (processor), dan Thomas sendiri. Setahu saya, rekaman mereka tidak diedar lewat major label. Bukan cuma itu, Thomas bahkan bikin kejutan waktu jadi bintang tamu di konser GIGI "Satu Jam Bersama GIGI". Di konser itu dia main di lagu Janji & Angan. Lagi-lagi Thomas juga nongol waktu GIGI main di Bandung dalam rangkaian turnya. Di konser itu, mereka serasa bernostalgia bareng Thomas. Yang spesialnya lagi, mereka membawa satu lagu yang lumayan jarang dimainkan, yaitu Hasrat.

GIGI yang pindah label ke Sony Music, akhirnya bisa menyelesaikan album kelima mereka dengan sukses, dan diberi titel Kilas Balik (1998). Dalam singel pertama album ini, Terbang, GIGI bekerjasama dengan salah satu dedengkot electronic di Indonesia yaitu Agus Sasongko. Di lagu itu Agus kebagian tugas untuk bikin loop. Videonya sendiri disutradarai oleh Rizal Mantovani. Singel ini sukses dimana-mana dan semakin melambungkan nama GIGI. Mereka juga menggelar tur Kilas Balik hasil kerja bareng A Mild. Singel kedua dari album ini adalah Dimanakah Kau Berada?, yang sempat bikin kaget soalnya sang vokalis tampil dengan rambut baru. Selain itu cover CD-nya mendapat pujian dari banyak pihak karena sangat artistik.

Seringnya Thomas manggung bareng GIGI bikin semua orang mengira kalo dia bakal balik ke GIGI. Akhirnya keluar juga pernyataan resmi tanggal 22 Maret 1999 bahwa Thomas masuk (lagi) ke GIGI. Tidak lama setelah itu, GIGI merilis album keenam yang bertitel Baik pada bulan April 1999. Singel pertamanya adalah Hinakah. Singel kedua Aku lumayan sering terdengar di radio tapi sayangnya video singel itu jarang banget nongol di TV Hmmmmmm... Kayaknya masih banyak yang belum sempat nonton. Untung aja video dari singel ketiga, Sedikit Saja, diputer lumayan sering di TV. Ada yang istimewa di album keenam ini. “Si anak hilang” THOMAS RAMDHAN kembali memperkuat jajaran formasi GIGI yang posisinya di tiga tahun kemarin diisi oleh Opet Alatas. Dan GIGI seakan menemukan kembali komponennya yang sempat hilang, yang membuat formulasi komposisi-komposisi GIGI kian kokoh saja. Dengan hits andalan “Hinakah” Album GIGI – BAIK menginjak bulan kedua sudah mencapai penjualan 60.000 keping meskipun belum ditunjang dengan promosi penayangan video klipnya yang eksklusif (dikarenakan kapling acara di media televisi saat itu didominasi oleh kampanye-kampanye parpol dan talk show bernuansa politik yang memang ratingnya sedang tinggi). Dan….. Armand Maulana, Budhy Haryono, Dewa Budjana dan Thomas Ramdhan tetap berkeyakinan bahwa bagaimanapun keadaannya, apapun cobaan dan rintangannya, dengan segenap kepiawaiannya berolah musik GIGI akan tetap menggigit di sanubari penggemarnya dan masyarakat pada umumnya. Di tahun 1999 itu pula GIGI mengukir sejarah dalam karier musiknya dengan menggelar konser tunggal yang di beri nama “Konser Balas Budi” di Gedung Kesenian Jakarta dengan melibatkan puluhan pemain orkestra dalam konsernya itu.
Konser ini merupakan ekspresi balas budi GIGI untuk semua pihak yang turut membantu suksesnya GIGI.
Selain ditayangkan secara langsung dalam acara ekslusif oleh Indosiar, konser ini juga direkam secara live dan album live tersebut dirilis pada pertengahan tahun 2000 dengan judul “GIGI GREATEST HITS LIVE IN CONCERT”

Tahun 2000, selain album “GIGI GREATEST HITS LIVE IN CONCERT” yang dirilis oleh Sony Music Indonesia, Sony Music Malaysia merilis pula ALBUM GIGI yang merupakan kompilasi dari album “KILAS BALIK” dan album “BAIK”.
Agenda konser GIGI tahun 2000 ini cukup padat. Totalnya adalah 86 konser, termasuk di dalamnya adalah konser di Malaysia, Brunei dan Jepang.


Tahun 2001 GIGI merilis Album ketujuh, yang berjudul “Untuk Semua Umur” dengan lagu andalan antara lain “Jomblo”, “Diva”. Album ini juga dirilis di Malaysia dengan label Sony Music Malaysia.
Hal lain yang patut dicatat adalah di antara deretan agenda konser GIGI sepanjang tahun 2001 ada 3 buah konser yang digelar di manca negara yaitu: California-USA, Tokyo-Jepang dan Malaysia.

Tahun 2002, sewindu sudah grup musik GIGI genap berkarya semenjak terbentuk 22 Maret 1994 silam. Berkarya lewat lagu, GIGI mempunyai rona sendiri yang menghiasi raut wajah musik tanah air. Berbagai aliran musik terolah baik lewat para personilnya yang sempat bongkar pasang sejak kemunculannya hingga terakhir GIGI didiami Armand Maulana (vokal), Dewa Budjana (Gitar) Thomas Ramdhan (Bass), dan Budhy Haryono (drummer). Dari para personil berlatar belakang musik berbeda itulah GIGI mampu menyajikan musik berkualitas nan kaya. Jadi jangan heran kalau mereka piawai memainkan musik-musik ngepop-rock sampai beat jazz yang kadang ikut mengisi, atau eksperimen musik lainnya.
Tahun 2004, GIGI kembali ‘dihantui’ dengan trauma ‘bongkar-pasang’ personil. Dalam masa penggarapan album Original Sound Track (OST) Brownies Budhy Haryono karena satu dan lain hal tidak dapat ikut aktif di studio rekaman. Karena album ini harus segera selesai seiring dengan akan dirilisnya film Brownies, atas referensi dari Budhy dan kesepakatan personel GIGI lainnya dilibatkanlah Hendy sebagai additional player menggantikan posisi Budhy Haryono.

Album OST Brownies (yang termasuk album paling dinanti di tahun 2004 versi majalah Hai) ini diramu dengan takaran 5 lagu baru, 3 lagu aransemen ulang dan 2 lagu yang dicomot dari album-album GIGI sebelumnya. Hasilnya, sebuah pop yang manis, semanis mencicipi lezatnya BROWNIES.

Album dengan resep pop manis ditaburi lirik yang easy listening ini, hadir sebagai album soundtrack film layar lebar dengan judul yang sama, BROWNIES. Film komedi romantik garapan sutradara Hanung Bramantyo ini dibintangi oleh Marcella Zallianty, Phillip, VJ Arie MTV dan Bucek. Alur ceritanya sendiri mengisahkan tentang seorang gadis kosmopolit yang sedang mencari arti sebuah cinta sejati.

GIGI diberi kepercayaan penuh oleh SINEMART, rumah produksi yang menggarap film layar lebar ini, untuk membuat soundtrack nya. Inilah yang membuat GIGI tidak kehilangan warna walaupun GIGI harus tetap berpatokan dengan skenario film Brownies tersebut. Proses pembuatan lagu-lagu baru di album ini pun cukup sederhana. Sedari membayangkan adegan per adegan yang akan muncul, GIGI duduk bersama menggelar workshop sambil memainkan gitar ‘kopong’ dan terciptalah 5 lagu baru yang lebih segar.

Kehadiran Hendy yang menggantikan posisi Budhy sangat berperan dialbum ini. Hendy diberi kebebasan bermain sesuai dengan style-nya dan selalu dimintai pendapatnya dalam mengaransemen sebuah lagu. Additional drummer yang memiliki nama lengkap Gusti Erhandy ini, pernah bekerja bareng dengan Erwin Gutawa Orchestra untuk konser-konser Chrisye dan Krisdayanti.

Bisa Saja adalah single yang dipilih untuk menjadi single pembuka album ini. Lagu yang berirama pop-funky ini kental dengan suasana yang segar, liriknya bercerita sesuai dengan kisah dari film Brownies. Kemudian ada sebuah lagu paten yang mengandalkan dentingan gitar akuistik Budjana. Lagu tersebut dihadirkan pada sebuah lagu yang berjudul Cinta Terakhir. Lagu-lagu baru lainnya yang ada di album ini pun tidak kalah asik untuk dinikmati. Termasuk 3 lagu lawas yang diaransemen ulang.

Ketiga lagu yang diaransemen ulang tersebut semakin enak disimak dan benar-benar jauh berbeda dari versi awalnya. Simak saja lagu Jatuh Padamu, yang diambil dari album SALAM KEDELAPAN (2003). Dilagu ini, GIGI tampil mempersembahkan Indra Lesmana pada Rhodes. Hasilnya, sebuah lagu yang melankolis. Lagu Selamat Datang Asmara pun tak tanggung-tanggung diaransemen ulang. GIGI merombak lagu yang dialbum asalnya, UNTUK SEMUA UMUR (2001), tampil dalam format full band, disini tampil dengan format akuistik. Dan lagu Tanpamu Sepi dari album BAIK (1999), juga dipilih untuk masuk dalam album ini. Lagu ini menjadi lebih nge-beat dan semakin enak disimak.

Album ini sebagai pemanasan sebelum menyaksikan film layar lebar yang akan diputar dibioskop. Film yang tentunya bakalan ditunggu-tunggu, karna perpaduan antara cerita komedi romantis dengan musik GIGI yang ringan. Takaran yang sempurna ini, diyakini membuat Brownies ini semakin lembut sekaligus legit dan membawa GIGI Kita tersenyum penuh cinta tatkala mendengarkan dan menyaksikan BROWNIES.

Menjelang Ramadhan tahun 2004 GIGI meluncurkan album berjudul RAIHLAH KEMENANGAN, sebuah album religi yang mengangkat lagu-lagu rohani legendaris plus lagu karya GIGI sendiri. Apa sih yang mendorong mereka merilis album ini.

Konsep album ini sudah dirumuskan sejak satu tahun sebelum peluncuran album. Berangkat dari keprihatinan GIGI atas kurangnya apresiasi anak-anak jaman sekarang terhadap seni bernafaskan islami.

"Pernah gue bawain salah satu lagu islami Bimbo di depan keponakan yang masih ABG, dan komentarnya, kok bawain lagu cupu (tua) begitu sih," cerita Armand.

Dari pengalaman itu dia menyimpulkan bahwa anak-anak zaman sekarang mungkin kurang mengenal musik-musik islami karena seleranya kurang pas dengan mereka. Jadi kenapa musik dan aransemennya tidak dibuat mendekati selera mereka, sehingga jika mereka suka, akan menyanyikan dan syukur-syukur dapat menghayati makna lirik yang tergantung didalamnya.

Proses pembuatan album sendiri tidak mengalami kendala yang berarti. Dewa Budjana yang notabandnya bukan muslim mendukung sepenuhnya, karena apa yang mereka kerjakan ini toh juga bisa di atas namakan sebagai apresiasi seni.

Akhirnya terkumpulah 10 lagu yang dikemas dalam album bertajuk Raihlah Kemenangan. Delapan lagu diambil dari lagu-lagu islami yang selama ini memang sudah sangat familiar. Sebutlah lagu seperti Tuhan (Sam Bimbo), Rindu Rasul (Sam Bimbo, Taufik Ismail), Ketika Tangan dan Kaki Berkata (Chrisye, Taufik Ismail). GIGI sendiri membawakan dua lagu ciptaan sendiri yaitu Hilang dan Karunia-Mu. "Lagu Hilang dari album GIGI ¾ yang diaransemen ulang. Kebetulan liriknya tentang ketuhanan. Sedangkan lagu Karunia-Mu, ciptaan Thomas, sebenarnya adalah materi untuk materi album ke-9, karena liriknya juga tentang ketuhanan jadi cocok untuk dimasukkan di album ini," jelas Armand.

Jangan kaget jika mendapati lagu–lagu di album ini beda dari kebanyakan lagu islami. Pokoknya ngerock habis. Lagu Tuhan yang aslinya syahdu dan mendayu, dirubah habis menjadi ngerock ala GIGI, dengan adanya tarikan gitar distorsi dan isian bass section. Mantap dan berisi. Tak salah lagi jika lagu yang selalu menjadi anthem pada setiap bulan Ramadhan ini dipilih sebagai hit jagoan. Pada lagu Ketika Tangan dan Kaki Berkata, GIGI menyuguhkannya dengan style rock yang digabung dengan isian rap. Hasilnya, sungguh menggetarkan! Pada lagu Lailatul Qadar, kocokan gitar dan drum digeber dengan tempo cepat, dengan loop – loop yang membalut lengkingan vokal Armand.

Tidak semua lagi diusung dengan style rock. Dalam lagu Keagungan Tuhan yang aslinya memang bertempo pelan, dibawakan secara simple dengan petikan gitar yang ritmis. Sementara sebagai penutup, dipilihlah Raihlah Kemenangan, lagu berimama mid tempo dengan alunan gema takbir yang bersahut-sahutan.

Dengan segenap musik yang diaransemen sedemikian rupa ini GIGI berharap bisa masuk ke selera penggemar muda. Kalaupun ada yang kontra terhadap karya ini adalah sah- sah saja. Yang pasti musik adalah bagian dari seni, dan siapa saja berhak untuk menginterpretasikan. Yang penting esensi dari lagu-lagu yang ada di album ini tidak berkurang kadarnya.

Untuk mendukung album ini, GIGI siap menggeber tur ke lebih dari 15 kota di Jabotabek, Jabar, dan Jateng dalam tur bertajuk MUSIK NGABUBURIT DAN GEMA RAMADHAN. Konser yang digelar menjelang buka puasa ini akan diisi juga dengan Dai kondang Gita Rollies dan Sujiwo Tedjo. Semoga apa yang telah diupayakan GIGI ini bisa diterima oleh masyarakat sebagai sarana hiburan yang positif. Amien.

Dan………setelah penggarapan dua album serta puluhan konser di paruh tahun 2004, ‘kebersamaan’ Hendy di GIGI sebagai additional player akhirnya resmi diproklamirkan sebagai drummer GIGI.
22 Maret 2006 GIGI tepat memasuki angka 12 tahun. Sebuah perjalanan yang panjang bagi sebuah band yang pernah mengalami pasang surut di Industri musik. Bagaimana mereka mulai tumbuh, menjadi besar, mengalami konflik internal yang berujung pada pergantian personil, mengalami masa-masa saat menjadi rock star, hingga matang dalam kedewasaan.

Tepat di usia 12 tahun, mereka merilis album baru sebagai bingkisan khusus untuk para GIGIKITA (sebutan buat para penggemar GIGI). Album bertajuk NEXT CHAPTER, mengemas 11 tembang yang dibesut dalam konsep musik yang easy listening dalam bangun harmoni minimalis. Suatu kejutan bagi para penikmat musik GIGI manakala mereka biasanya mendapati musik GIGI yang kental dengan eksplorasi sound rock kini ditampilkan lebih rileks dan seperti ajakan ‘ayo kita menikmati musik tanpa harus berpikir.’

Baik Armand Maulana (vocal), Dewa Budjana (gitar), Thomas Ramdhan (bass), dan Gusti Hendy (drum), sepakat mengakui memang album terbaru ini lain dari pada album-album sebelumnya. Menurut mereka proses pembuatan materi album ini benar-benar dikerjakan dalam suasana yang santai dan rentang waktu yang cukup panjang. Mulai digarap sebelum dirilisnya album Raihlah Kemenangan Repackage, kemudian sempat break karena tur ke Amerika, hingga digarap secara intens pada sebulan terakhir sebelum dirilis.
Suasana yang santai berpengaruh pada proses kreatifnya, sehingga tak ayal membuahkan karya yang terkesan lebih rileks.
“Kita tidak mematok lagu ini musti begini atau begitu, tapi begitu diolah di studio hasilnya memang punya rasa yang sama yaitu mood yang santai, “jelas Budjana.
Thomas juga sependapat. Menurutnya ada beberapa lagu dasar memang upbeat dan nge-rock, tetapi begitu digarap lagi, ujung-ujungnya beatnya medium.

Apapun hasilnya, yang pasti album ini adalah murni pencapaian GIGI saat ini yang apa adanya. Walaupun album ini kesannya santai, proses penggarapannya tetap sesuai prosedur GIGI. Hasilnya, baik sound maupun aransemen tetap terjaga kerapihannya. Bahkan keselarasan rhythm section-nya pun lebih mantap di album ini. Menurut Thomas, baik dirinya maupun Hendy sebagai pemegang rhythm sangat komunikatif. Proses ‘pacaran’ yang dimulai sejak masuknya Hendy di album OST. Brownies telah sampai pada tahap mengerti satu sama lain. Hasilnya, saat penggarapan album pun relatif mudah dan ‘hidup.’
Sungguh suatu kenikmatan manakala kita masih diberi kesempatan untuk bertemu kembali dengan bulan suci Ramadhan 1427 H. Bagi kelompok band GIGI, kesempatan itu tidak mereka sia-siakan. Saatnyalah GIGI kembali melakukan syiar Islami dengan cara mereka sendiri. Ya, menyambut Ramadhan, GIGI merilis album rohani terbarunya berjudul PINTU SORGA. Ini adalah kali ketiga GIGI berkecimpung dalam ranah musik Islami setelah sebelumnya sukses merilis album Raihlah Kemenangan (2004) dan Raihlah Kemenangan Repackage (2005).

PINTU SORGA menampilkan 10 tembang rohani Islam dimana kebanyakan isinya adalah lagu Islami populer yang musiknya diaransemen ulang secara segar oleh GIGI dengan nafas pop, rock, hingga punk dan new wave.

Single yang dijagokan adalah PINTU SORGA. Lagu tradisional yang aslinya berasal dari Syria ini dibesut secara full rock dengan menggamit pujangga Taufiq Ismail sebagai penulis lirik lagu. Taufiq Ismail dengan kepiawaiannya merangkai lirik-lirik puitis, menuturkan mengenai anak manusia yang berusaha untuk menggapai pintu sorga, mencari keridhaan Allah SWT.

Dari sisi musikalitas, GIGI tampil secara variatif. Simak saja dalam Sajadah Panjang. Lagu yang versi aslinya dinyanyikan oleh Bimbo dengan syahdu tersebut dibesut dengan hentakan modern rock. Atau dalam lagu Sahur Tiba, karya AT. Mahmud, yang menampilkan secara unik paduan suara Gigikita (penggemar GIGI) dan deretan pemain bass section. Sedangkan pada lagu Damai Bersamamu, GIGI tampil dengan menyuguhkan bintang tamu Andi Rianto pada piano. Dari sepuluh tembang yang ada, dua diantaranya adalah lagu karya GIGI sendiri. Yaitu Kehendak-Mu, yang sebelumnya masuk dalam album kompilasi KITA UNTUK MEREKA. Serta lagu berjudul Dosa Ini, dimana musiknya diciptakan oleh Dewa Budjana, dan lirik digarap oleh Armand.

Dilihat dari isi materi lagu yang kuat, album PINTU SORGA ini diharapkan dapat meraih kesuksesan seperti di album Raihlah Kemenangan. Dan yang lebih penting lagi, menjadi sarana syiar alternatif untuk anak-anak muda Indonesia

Tidak ada komentar :

Posting Komentar